Konsolidasi yang dilakukan XL Axiata (XL) dengan mengakuisisi Axis Telekom (Axis) mendapat banyak tanggapan dari berbagai kalangan. Beberapa analis menilai konsolidasi itu bisa membuat kinerja keuangan XL bertambah baik, tapi ada pula yang mengatakan sebaliknya.
Menurut Heru Sutadi, Direktur Indonesia ICT Institute, akuisisi XL terhadap Axis dianggap membawa dampak terhadap industri yang makin sehat dengan berkurangnya operator telekomunikasi.
"Saat ini, jumlah operator telekomunikasi di Indonesia mencapai 12 perusahaan. Itu terlalu banyak, sudah tidak kondusif lagi," kata Heru pada VIVA melalui pesan instan, 5 Oktober 2013.
Menurut Heru Sutadi, Direktur Indonesia ICT Institute, akuisisi XL terhadap Axis dianggap membawa dampak terhadap industri yang makin sehat dengan berkurangnya operator telekomunikasi.
"Saat ini, jumlah operator telekomunikasi di Indonesia mencapai 12 perusahaan. Itu terlalu banyak, sudah tidak kondusif lagi," kata Heru pada VIVA melalui pesan instan, 5 Oktober 2013.
"Akibatnya industri jadi kurang efisien dan layanan kepada masyarakat tidak maksimal. Idealnya, pemerintah menilai jumlah operator cukup 4-5 saja," kata mantan anggota BRTI itu
Dia menambahkan, konsolidasi itu juga menuai banyak komentar dari kalangan analis. Misalnya, Bahana Securities yang menyatakan merger XL-Axis akan mendongkrak pendapatan XL. Merger juga akan menggenjot harga saham XL di pasar modal sebagai akibat meningkatnya nilai perusahaan.
Namun, analisis itu dibangun berdasarkan asumsi bahwa nilai aset perusahaan meningkat setelah merger dengan meningkatnya jumlah pelanggan, sehingga diharapkan dapat menaikkan revenue.
Sementara itu, analis dari JP Morgan, melalui hasil risetnya mengungkapkan, konsolidasi XL dan Axis malah mengakibatkan peningkatan biaya operasi dan investasi perusahaan akibat beban biaya frekuensi.
Peningkatan biaya itu diakibatkan oleh banyaknya site-siteinfrastruktur yang sama, sehingga diperlukan relokasi infrastruktur.
Terganggunya performansi keuangan XL itu akan berdampak pada nilai perusahaan, sehingga harga saham XL di pasar modal diperkirakan akan menurun dari Rp4.375 ke Rp3.900.
Analisis yang dibangun oleh JP Morgan ini didasarkan pada asumsi bahwa merger XL-Axis membuat hak pengguna seluruh frekuensi bekas Axis beralih ke XL
Dia menambahkan, konsolidasi itu juga menuai banyak komentar dari kalangan analis. Misalnya, Bahana Securities yang menyatakan merger XL-Axis akan mendongkrak pendapatan XL. Merger juga akan menggenjot harga saham XL di pasar modal sebagai akibat meningkatnya nilai perusahaan.
Namun, analisis itu dibangun berdasarkan asumsi bahwa nilai aset perusahaan meningkat setelah merger dengan meningkatnya jumlah pelanggan, sehingga diharapkan dapat menaikkan revenue.
Sementara itu, analis dari JP Morgan, melalui hasil risetnya mengungkapkan, konsolidasi XL dan Axis malah mengakibatkan peningkatan biaya operasi dan investasi perusahaan akibat beban biaya frekuensi.
Peningkatan biaya itu diakibatkan oleh banyaknya site-siteinfrastruktur yang sama, sehingga diperlukan relokasi infrastruktur.
Terganggunya performansi keuangan XL itu akan berdampak pada nilai perusahaan, sehingga harga saham XL di pasar modal diperkirakan akan menurun dari Rp4.375 ke Rp3.900.
Analisis yang dibangun oleh JP Morgan ini didasarkan pada asumsi bahwa merger XL-Axis membuat hak pengguna seluruh frekuensi bekas Axis beralih ke XL
